Telaga Warna Fenomena Alam Penuh Misteri

Puncak Pass, mungkin saja destinasi wisata yang umum jadi pilihan warga Ibukota Jakarta serta sekitarnya untuk menggunakan akhir minggu. Tetapi, Anda tak menduga di seputar Puncak ada obyek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi yaitu Telaga Warna. Telaga Warna yang ada di Desa Tugu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini terdapat seputar 200 mtr. dari Resto Rindu Alam sesudah Masjid At-Ta'awun. Telaga Warna Puncak Pass Cisarua berbatasan dengan perkebunan teh Ciseureuh serta di samping barat dibatasi oleh areal perkebunan Gunung Mas, tepatnya masuk Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Saat sebelum diputuskan juga sebagai lokasi taman wisata pada th. 1972, lokasi Telaga Warna Puncak Pass Cisarua-Bogor, adalah sisi dari Lokasi Cagar Alam rimba Gunung Mega Mendung serta rimba Gunung Hambalang. Di Telaga Warna Puncak Pass Cisarua, Anda dapat bermain Flying Fox. Diluar itu Anda dapat duduk enjoy nikmati hijaunya rimba, danau yang tenang, semilir angin, atau sebatas bermain perahu. Keindahan Telaga Warna tidak cukup disibak kalimat. Inilah danau yang mengagumkan indah. Di balik itu, nyatanya Telaga Warna menyembunyikan histori yang hampir luput dari perhatian.

Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) lokasi III Bogor yang mengelola perlindungan serta pelestarian alam flora serta fauna cagar alam Telaga Warna, Sahdi menjelaskan hal semacam itu. “Ada narasi menarik kenapa telaga ini dimaksud Telaga Warna, ” ungkap Sahdi. Sahdi menjelaskan, dulu Telaga Warna yaitu patilasan atau peninggalan Kerajaan Kutatanggeuhan. Yaitu suatu kerajaan yang berpusat di lereng Gunung Lemo, Komplek Gunung Megamendung. Kerajaan Kutatanggeuhan di pimpin oleh seseorang raja yang arif serta bijaksana bernama Prabu Suarnalaya dengan permaisurinya bernama Purbamanah.

Sesudah demikian lama membina rumah tangga, sang raja tidak kunjung dikarunia seseorang anakpun. Walau sebenarnya, semua usaha telah dikerjakan untuk memperoleh keturunan. Hingga beberapa pejabat serta penasehat kerajaan merekomendasikan supaya Sang Prabu memungut seseorang anak juga sebagai penerus kerajaan, lantas mengangkatnya juga sebagai Putera Mahkota. Sang Prabu menampik anjuran itu. Ia inginkan keturunan asli dari Sang Permaisuri. Jadi beliau mengambil keputusan untuk bertapa, memohon pada Yang Maha Kuasa supaya memperoleh keturunan dari Sang Permaisuri.

Sesudah demikian saat bertapa, pada akhirnya Sang Prabu memperoleh wangsit yang berisi berbentuk anjuran supaya Sang Prabu memungut seseorang anak angkat, sama juga dengan anjuran dari beberapa penasehat kerajaan. Sampai sebagian bln. lalu Sang Permaisuri hamil. Fakta itu disambut suka ria Sang Prabu, dan sebagainya tibalah waktu sang bayi lahir ke dunia dengan selamat serta sehat.

Singkat narasi sesudah dewasa, Sang Prabu mengadakan pesta untuk puterinya serta Sang Puteri yang disayangi itu tak terima hadiah kalung sampai pada akhirnya Sang Permaisuri juga menangis mendadak sisi pendopo kerajaan keluarkan air. Air yang keluar itu memancar dengan derasnya. Semakin lama semakin jadi membesar, sampai pada akhirnya keraton Kerajaan Kutatanggeuhan terbenam oleh air mata tersebut semua berisi. Yang terlihat lalu hanya suatu telaga yang indah dikelilingi pohon-pohon yang rindang.

Terkecuali cerita Kerajaan Ketatanggeuhan, di balik keindahan pemandangan alam itu, ada nuansa mistik yang demikian kental. Setiap saat, peristiwa langka sering berlangsung di danau ini. Umpamanya air telaga yang tenang serta jernih itu, kerap berubah-ubah warna tanpa ada karena yang pasti. Fenomena seperti itu selalu berlangsung hingga saat ini, hingga beberapa orang menyebutnya Telaga Warna. Lantaran keanehan tersebut beberapa orang yang kebetulan lihat air telaga beralih warna, kerap mengambil airnya untuk obat.

Diluar itu, didalam Telaga Warna, ada dua type ikan yang sampai saat ini jadi misteri. Ikan itu ukurannya besar. Yang berwarna hitam dinamakan si Tihul serta yang kuning diberi nama si Layung. Tetapi, ke-2 ikan ini tak ada yang tahu mana yang betina serta mana yang jantannya. Beritanya, dua ikan ini kerap berpindah-pindah. Sesekali kerap tampak di sumber mata air Sarongge Cianjur, serta kali lain ada di sumber air Ciburial, Bogor.

Kelebihan yang lain, ditempat ini bisa didapati sebagian type flora asli rimba tropika pegunungan, seperti Puspa serta Kihiur dan sebagian tanaman tingkat rendah, diantaranya Paku Tiang, Rame, serta Rotan. Wisatawan dapat juga menjumpai sebagian type fauna liar, seperti hewan mamalia, primata, aves, serta reptilia. Adapun mamalia yang masih tetap ada adalah macan tutul serta babi rimba. Lalu type primata yang dilindungi di tempat wisata Telaga Warna adalah kera abu-abu, surili, serta lutung.