Bakorkamla Terima Hibah Sensor Satelit dari Cina

Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) di tandatangani nota kesepahaman kesepakatan kerja sama (MoU) dengan China National Space Administration (CNSA). Penandatanganan MoU itu dikerjakan Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Bakorkamla Laksdya DA Mamahit dan perwakilan CNSA yang juga Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xie Fang di kantor Bakorkamla, Jakarta Pusat, Senin (6/10).

Laksdya DA Mamahit menyebutkan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini juga sebagai implementasi dari MoU pada pemerintah Indonesia serta Republik Rakyat Cina (RRC) yang berbasis pada Maritime Cooperation Committee (MCC), yang di tandatangani di Beijing pada 23 Maret 2012 pada menteri luar negeri (Menlu) Indonesia serta menlu RRC.

" Juga sebagai implementasi satu diantara butir kerja sama itu, dalam soal keamanan serta keselamatan laut, Bakorkamla sudah lakukan perbincangan berkenaan pemakai tehnologi terbaru untuk monitoring real time keadaan perairan Indonesia dalam soal pengembangan aplikasi penginderaan jauh satelit, " katanya.

Mamahit menyebutkan, pemerintah Cina bakal menghibahkan ground station (stasiun bumi) untuk diletakkan di Bangka Belitung serta Bitung. Dia mengharapkan, sesudah alatnya datang serta dikerjakan pemasangan, hibah peralatan sensor untuk keamanan laut Indonesia itu bisa dipakai mulai awal th. depan.

Mamahit menyampaikan, langkah itu juga didahului dengan 2 x kursus staf Bakorkamla di Cina, yang melibatkan semua stakeholder juga sebagai rangkaian proyek besar agar bisa mempunyai satelit sendiri yang bisa memonitor semua kesibukan di laut berbasis equator. " Hibah peralatan tehnologi tinggi berbasis satelit yang didapatkan RRC lewat Bakorkamla searah dengan system peringatan awal keamanan serta keselamatan di lokasi perairan serta yuridiksi Indonesia, " kata pria yang juga menjabat juga sebagai rektor Kampus Pertahanan itu.

Sekretaris Pelaksana Harian Bakorkamla, Dicky R. Munaf mengaku, terbatasnya biaya jadi aspek terpenting Bakorkamla terima hibah dari CNSA. Dia menyebutkan, hibah yang didapatkan Cina sangatlah berguna untuk pemantauan keamanan laut di Indonesia. Menurutnya, karenanya ada alat identifikasi itu jadi lembaganya dapat dengan cara optimal memberi service pada pemakai kapal dalam menggerakkan aktivitasnya di laut. Meski demikian, Dicky mengakui juga telah memperhitungkan permasalahan kedaulatan negara dalam penerimaan hibah peralatan berteknologi tinggi yang berbasis pada satelit itu.

" Kita telah pikirkan bagaimana caranya mengamankan data supaya tak dicuri mereka. Kita mengharapkan dapat makin melindungi lokasi laut Indonesia supaya makin aman dari masalah, " katanya. Menurutnya, peran Bakorkamla ke depan makin strategis. Pasalnya, program pemerintah yang mau bangun poros maritim serta tol laut mesti disertai dengan tingkat keamanan laut.

" Untuk apa bangun infrastruktur laut bila keamanan tak terjamin? Makin banyak kapal melalui serta ekonomi dapat lebih efektif, ini dapat bikin cost pengiriman barang makin murah. Ini pekerjaan kami lakukan penjagaan, monitoring, serta penindakan hukum di lautan, " kata Dicky. Disamping itu, Dubes Cina untuk Indonesia, Xie Fang inginkan supaya sesudah penandatanganan MoU ini, jalinan ke-2 negara dapat makin erat. RRC serta Indonesia, kata dia, bisa makin intens dalam menghelat hubungan kerja di bagian pengamanan lokasi laut.